] Merah Dan Biru - Lihun Badry

Merah Dan Biru


Merah dan Biru Melodi Kampus Tercintaku :*

Assalamualaikum semua

Saya awali tulisan kali ini dengan perkenalan bahwa saya menulis ini atas almamater saya sebagai Mahasiswa . Akan saya pakai kaca mata netral dalam pemaparan saya kali ini, tentang apapun itu, semua saya tarik dari kaca mata netral saya, tidak akan terlambat bagi saya pribadi mengatakan bahwa pemaparan kali ini beragkat dari pihak netral karena saya adalah Mahasiswa junior yang baru ada disemester 1, so tidak akan ada faktor politik apapun yang mendorong saya memaparkan pendapat saya ini bagi kalian semua yang ada pada pihak manapun itu.

Ok... akan saya awali pembahasan kali ini berangkat dari kejadian-kejadian yang ada baru-baru ini dan sedang hangat diperbincangkan oleh banyak Mahasiswa , tentang kongres BEM dan Pemilu Raya, kurang lebih inilah topik yang sedang hangat beredar dikampus tercinta. Dinamika kampus yang membuat saya pribadi sebagai Mahasiswa junior sedikit kaget, karena ini tidak saya temui di SLTA, saya sediki mengerti tentang apa itu organisasi dari bekal yang saya peroleh dari SLTA saya , kebetulan saya adalah wakil OSIS saat periode saya, seluk beluk administrasi mungkin sudah sedikit paham, tapi yang banyak saya tidak ketahui adalah tentang dinamika politik yang ada di jenjang perguruan tinggi. Saya ingin sedikit berpendapat dan bersuara tentang apa yang selama ini mengganjal fikiran saya.

Baik akan saya ulas sedikit tentang masalah yang saat ini sedang terjadi dari berbagai kabar yang beredar lewat teman-teman dan senior saya, juga kabar sosmed yang begitu tidak terkendali. Pertama adanya indikasi dari sebagian Mahasiswa/i bahwa kongres BEM saat ini tidak sesuai aturan dan etika kedua adanya permainan politik yang sedang dijalankan atas kericuhan kongres BEM baru-baru ini untuk kelanjutan Pemilu Raya ketiga persaingan sengit antara Merah dan Biru dikampus tercinta. Tiga masalah iniah yang saya tangkap dalam setiap perbincangan mereka-mereka yang ahli dalam organisasi, banyak pelajaran berharga yang saya dapat dari mereka para organisator sejati. Tapi sebelum membahas apa pelajaran berharga yang saya dapat kita selesaikan dulu ketiga masalah diatas, akan saya tarik ketiga masalah diatas sesuai dengan analisis dan pandangan saya .

Pertama kericuan yang terjadi saat proses kongres BEM kali ini sedikit menimbulkan emosi yang membludak bagi sebagian Mahasiswa/i yang merasa tidak teradili, itu tidak dapat kita sangkal dan dihindari kerena kenyataan sekitar telah berbicara Fakta yang terjadi, baru saja saya baca Status yang tertulis di akun Fb BEM, begitu pula dengan berbagai serangan komentarnya. Hmm walau tidak menjadi peserta di kongres BEM setidaknya saya tahu kericuan apa yang terjadi diruangan sempit itu hehehe. Sebenarnya adanya asap karena ada api, setuju kan dengan slogan itu ? mungkin kericuan yang terjadi di kongres BEM kali ini adalah sebagai bentuk emosi yang tidak teraplikasi dengan benar, juga bisa jadi ini adalah indikasi keinginan terpendam bagi mereka Mahasiswa/i yang dulu suaranya di abaikan akhirnya mereka membrontak selagi kesempatan ada dalam genggaman,walaupun sebenarnya mereka pro atau bisa jadi kericuan yang terjadi diruangan sempit itu merupakan langkah untuk mencari titik seimbang dalam kedudukan Mahasiswa/i atas nama bendera masing-masing. So ... dari kata yang saya garis bawahi diatas, memang mungkin benar adanya suara yang diabaikan dulu dan kini menjadi bumerang dalam langkah dan tujuan yang ingin direalisasikan. Hati-hati dengan mereka yang dianggap sebelah mata namun mampu untuk menghancurkan semua rencana yang ada ! roda kehidupan berputar dan jangan lupa ! roda organsasi dan politik juga akan diputar, kesimpulan dari kasus pertama adalah sebagai Mahasiswa/i satu atap memang sulit untuk menyatukan mereka dalam satu bendera juga, yang bisa dilakukan hanya meminimalisir terjadinya suara yang diabaikan untuk kedepannya agar apa yang seharusnya tidak terjadi tidak memperkeruh masalah yang telah ada.

Baik akan diulas masalah yang kedua dari adanya indikasi permainan politik yang sedang dijalankan untuk keberhasilan pemilu raya yang akan segera diselenggarakan, seluruh Mahasiswa/i  semuanya tidak akan menutup mata tentang masalah yang satu ini, mereka pasti lebih paham dari saya tentang apa yang terjadi heheehe naluri manusia memang tidak akan lepas dari sebuah ambisi, namun ambisi Mahasiswa lebih dari sekedar ambisi , dengan ambisi mereka mampu merubah sebuah tatanan bangsa. Wow...... jempol untuk Mahasiswa. Apalagi dilingkup kampus yang jangkauannya tidak terlalu luas, mudah bagi Mahasiswa dengan kerja nyatanya merubah apa yang ingin dirubah, dan mengganti apa yang ingin diganti, apalagi keinginan tersebut tidak mungkin sama, jangankan beda haluan, satu haluan aja geger hehehe ya itulah dinamika hidup organisasi para Mahasiswa tidak terkecuali mereka . jadi wajar mereka akan memanfaatkan segala kondisi yang ada demi ambisi masing-masing, layaknya seorang pembalap yang mengambil alih posisi dalam tikungan berbahaya. Mereka sudah tahu betul resiko apa yang akan diterima, tapi nyali Mahasiswa tidak dapat diremehkan, setajam apapun tikungan itu jika mampu untuk mengalihkan dan merubah keadaan yang ingin dirubah mereka akan ambil kuasa. Cukup sederhana sebenarnya ! kita hanya harus pandai membaca strategi yang terjadi, jangan pernah ada saling menyalahkan bahwa sebagian bermain licik dan sebagian bermain bersih, semuanya sama. Politik tidak akan lepas dari pikiran kotor, hanya satu yang harus diingat !! saat ada dibawah berarti kalian kalah cepat dan kurang baca strategi , gitu tok wes. Tidak perlu saling menghujat dan menyalahkan, doktrin kalian sebagai Mahasiswa di doktrin sama, jadi mustahil menurut saya jika kalian ada yang A dan B. Maksutnya cara berfikir kalian pasti tidak jauh dari doktrin kampus itu sendiri. OK

Permasalah terakhir nih.... hehehe wah ini agak extrim spertinya. Saya sadar betul masalah yang ketiga ini sedikit extrim karena kenyataan yang ada dari kaca mata netral saya memang ini adalah ajang persaingan antara bendera merah dan biru dikampusku tercinta hehehe. So woles aja bahas ini. Bagiku mereka berdua adalah nada mayor dan minor yang wajib ada di melodi jalannya kampus tercinta , tanpa mereka apa jadinya sebuah alunan melodi tanpa mayor atau tanpa minor, namun juga tidak dapat menutup kemungkinan walau mereka berdua wajib ada dan sama-sama dibutuhkan mereka harus memutar otak bagaimana nada-nada indah yang dihasilkan karena peran mayor atau minor hehehe saling berebut perhatian dari musisi, kurang lebih seperti itu gambaran sederhanaya dimana sang musisi akan lebih sering memakai yang mayor atau minor , begitupun Mahasiswa, mereka telah memilih nada apa yang ingin dijadikan beground masing-masing individu. Dari kongres BEM yang baru saja dilaksanakan semua saling berebut area kekeuasaan sebesar-besarnya agar mereka bisa menuangkan apa yang menjadi ambisi dan keinginan masing-masing, iya kan ? tapi pada dasarnya mereka tidak aka keluar dari haluan kampus kok. Tenang saja !! siapapun yang memimpin pasti demi nama baik kampus tercinta, mustahil juga kan jika mayor dan minor hanya untuk mmbuat musikalisasi nada sendiri tanpa sang musisi ? jadi pandangan kaca mata netral saya adalah tidak jadi masalah sesengit apapun persaingan dan ambisi merah dan biru yang kini lagi hangat dibicarakan, sebagai Mahasiswa selagi itu demi nama kampus tidak jadi masalah, kadang sepak bolapun kita harus membantu menggiring bola pada mereka yang berkesempatan mencetak GOL walau sebenarnya peran kita sebagai sayap dan lainnya sebenarnya lebih berpengaruh dari seorang pencetak GoL. Tapi apa boleh buat walau yang mendapat penghargaan adalah sang pencetak GOL, ini adalah hasil kerja sama yang dibangun di satu atap kampus tercinta, jadi yang diatas jangan pernah merasa menang karena tanpa mereka yang dibawah kalian tidak akan sampai pada puncak harapan kalian, bagaikan lomba panjat pinang apa yang ada dalam sebuah organisasi yang telah ditekuni dan dicintai. Kita ambil organisasi yang dimaksud adalah organisasi Mahasiswa .

semua peristiwa memberikan pelajaran yang berharga bagi saya, dimana tidak ada orang yang mau kalah dan tidak ada orang yang mau diremehkan, semua ingin apa yang menurutnya benar juga dianggap benar oleh mereka yang kena sasaran, terutama pimpinan, namun sikap saling meloloskan pendapat adalah hal paling aman untuk meminimalisir konflik yang terjadi.

Harapan pribadi saya untuk kemajuan kampus kedepan adalah semua Mahasiswa mampu bertanggung jawab atas apa yang terjadi karena keputusan mereka, kalah menang semua beresiko. Persaingan adalah motivasi untuk maju dan terus berproses, namun jangan pernah keluar dari haluan kampus sendiri agar apa yang menjadi cita-cita kampus tercinta tidak dimanipulasi dengan kepentingan bendera yang ada. Tanpa kampus mereka para organisator bukanlah siapa-siapa. So..... berproseslah selagi itu untuk kemajuan kalian, jangan pernah takut salah dan dosa, semua itu perlu namanya sebuah pembelajaran dan pengalaman agar mencapai titik PUTIH.

0 comments:

Post a Comment