] Positive Thinking - Lihun Badry

Positive Thinking

Hai para pembaca yang budiman, jemariku kali ini begitu tertarik dengan satu tema di atas, yang aku beri sedikit lughoh inggris, hehehe. Pada pagi hari ini, sebenarnya banyak tugas kuliah yang harus aku selesaikan di semester VII, namun aku memilih menghadap monitor dengan segala imajinasi dan khayalanku menjadi seorang penulis ternama, seorang penulis dengan omset yang menggiurkan, seorang penulis juga motifator. Ya… itulah angan-anganku sejak aku duduk di bangku Mts saat umurku masih belasan tahun, namun untuk saat ini, umurku sudah berkepala dua, menuntutku banyak hal dalam kehidupan, mulai dari lulus tepat waktu, dapat menghasilkan financial sendiri seusai kuliah, membangun bisnis besar sesuai  dengan disiplin ilmu dalam bangku perkuliahan, dan banyak lagi angan hingga impian dalam benakku, sehingga membuatku menyisihkan juga mengesampingkan segenap cita-cita ku untuk menjadi seorang penulis, namun aku masih tetap dapat brekarya lewat beberap tulisan yang aku unggah pada blog ku. Walau hanya dalam tema kisah pribadi hehehe.

Ok. Tak usah panjang lebar prolog yang diberikan, kali ini aku ingin sedikit membahas apa itu positive thinking, dalam lingkup pandangan pribadiku, dengan segenap perjalanan kehidupanku, aku dan segenap ceritaku. Ya…kata di atas merupakan jimat sacral dalam kehidupanku, walau terkadang, diriku masih sering melakukan apa itu negative thinking, namun aku selalu menemukan keajaiban yang menakjubkan pada setiap kata positive thinking, kalau dalam bahasa kitab yang selama ini aku pelajari, khususnya kitab-kitab klasik di pondok pesantren, positive thinking mungkin sering kita sebut dalam Hadits Qudsi HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Focus pada kalimat yang bergaris bawah, ana ‘inda dzonni ‘abdi bi Dimana maksud dari kalimat ini adalah segala sesuatu  yang berhubungan dengan hamba dan Tuhannya, itu tergantung dari prasangka hamba itu sendiri. Bayangkan, betapa agung kalimat ini, betapa besar dan panjang ulasan untuk satu kalimat ini yang aku tak mampu mengulasnya pada tulisanku kali ini, yang didunia milenial kita kenal dengan positive thinking. Tantangannya adalah, kepercayaan. Kalau ala anak pesantren sering kita sebut dengan keyakinan, namun bagiku itu tak pernah ada bedanya. Semuanya menggambarkan bahwa Allah ada bersama kita saat kita berprasangka baik pada-Nya, Allah mengabulkan segala permintaan kita tatkala kita menyakini sifat-sifatnya, Allah maha mendengar, Allah maha mengetahui, Allah maha melihat. Ya… keyakinan itulah yang aku tancapkan dalam setiap hajatku, dalam setiap keinginanku, namun sayangnya, keinginan yang selama ini aku utarakan dan aku yakini masih dalam lingkup keinginan kecil, bahkan sangat kecil, sehingga jarang bahkan tak pernah nuraniku mengatakan kebenaran tentang hadist di atas. Namun lambat perjalanan, aku mulai memahami semuanya, hingga pada kesempatan kali ini, ada hajat besar yang aku diskusikan pada-Nya, yang harus aku utarakan pada-Nya. Tekad dan perjuanganku dalam setiap hajatku demi orang-orang sekitar yang begitu aku cintai, mulai dari Ibu Ayahku, Mas Mil dan segenap keluargaku. Hajat untuk kebahagian mereka. Kita  tak akan pernah bisa merubahnya dengan berpangku tangan. Positive thinking dihasilkan tatkala ikhtiyar sudah dilaksanakan, itu mutlak aturannya, tak mungkin kenyang seseorang yang hanya duduk tanpa usaha mengambil nasinya di dapur.
Aku ingin mengatakan bahwa, kita harus sama-sama membuktikan hadist di atas dalam laboratorium kehidupan kita, bahwa semuanya akan baik-baik saja, semua akan sesuai rencana bahwa keinginan kita akan dikabulkan, namun keinginan yang harus sesuai dengan tingkatan kita, karena Allah memberikan apa yang kita butuhkan, nah… dari sini, tuntunlah keinginan kita menjadi kebutuhan kita, aturlah sedemikian rupa kehidupanmu, karena hanya diri kita masing-masing yang mengerti segala hal tentang kehidupan kita. Selagi ada usaha dan kesungguhan, semuanya akan berjalan dengan lancar. Walau terkadang, kita dihadapkan pada kesulitan-kesulitan di awal. Percayalah, bahwa kesulitan itu salah satu syarat bagaimana kita menanggapi seluruh perkara ketika kita sudah duduk dan menempati hajat dan cita-cita kita. Jika tidak kita akan terjatuh sejatuh jatuhnya tatkala proses yang dijalani dalam menuai keberhasilan serba instan. Karena kita akan sombong dan angkuh dalam titik dimana kita pada kursi cita-cita kita, beda dengan mereka yang meraih keberhasilan dengan perjuangan, mulai dari nol. Mereka akan lebih menghargai orang-orang yang ada di bawah, orang-orang yang masih dalam tahap perjuangan, karena mereka sadar dan mereka pernah pada tempat itu.

Nah…. Kembali lagi pada tema positive thinking, satu kata ini benar-benar ajaib, semua seakan menjadi mudah tatkala hidup kita selalu positive thinking, aku sendiri masih dalam tahap belajar dalam hal ini, karena negative thinking masih bersarang tebal dalam ortakku hehehe. Namun kita harus percaya bahwa Allah bersama hamba-Nya yang benar-benar percaya dengan segala kekuasaannya. Next Time, aku akan memposting hasil dari positive thinking yang aku sebut di atas, aku akan bercerita pada kalian bahwa positive thinking benar-benar kata ajaib dalam kehidupan seorang manusia di dunia, tunggu tulisan lanjutan tema ini, insyaallah. Semua akan berjalan sesuai rencana-Nya. Jadikan hajatmu adalah kebutuhannmu.

0 comments:

Post a Comment