] P : tekanan - Lihun Badry

P : tekanan


Hasil gambar untuk gambar hati


selamat malam, kata ini aku sampaikan bagi semuanya, mereka, kalian, kamu dan dia. Rindu jari-jariku menuliskan segala rasa yang ingin aku utarakan namun tak mampu aku sampaikan. Ya .. rasa itu terlalu rumit untuk disampaikan, dan terlalu rumit untuk dijelaskan, bahkan yang mendengarnya pun sulit untuk menterjemahkannya. Aku disini, duduk malam ini karena satu hal, karena aku jera karena aku kecewa, lebih tinggi lagi karena aku marah. Dalam perjalananku berbagai liku telah di rasa, hmmmm rasa ? sejauh mana aku paham tentangnya, dan sejauh mana kalian tahu tentangya. Dalam tulisanku kali ini aku sedikit menceritakan dan memaparkan tentang hati dan perasaan yang aku pahami, tulisan kali sedikit berbeda, bedanya mungkin dari bahasanya, akan sedikit mello ketika kalian membacanya.
perasaan itu suatu hal yang rahasia, tidak banyak orang tahu tentang bagaimana perasaan seseorang, perasaan itu bagiku sacral, karena hanya Tuhan dan pribadinya yang mengetahui itu semua, tapi kali ini aku tidak ingin membahas lebar tentang definisinya, atau alamat-alamatnya, yang ingin aku kupas dalam tulisan kali ini adalah tentang respon orang sekitar tentang sebuah perasaan. Di awal kalimat di atas aku katakan bahwa tidak ada yang tahu tentang perasaan seseorang, tapi banyak orang yang sok tahu tentang perasaan seseorang, menuduhnya, menghujatnya, membulinya bahkan menghinanya, seakan disimpulkan bahwa 1=1/1, padahal perasaan tidak sesederhana itu, perasaan tidak sesimpel itu. Banyak orang yang mengutarakan dan menuduh bahwa 1=2-1, padahal angka satu mampu diperoleh dari jalan manapun, perkalian, pembagian, penjumlahan dan penguranganpun mampu menghasilkan angka 1, namun pada nyatanya, mereka seakan tidak pernah ingin tahu dari manapun angka 1 itu, yang terpenting bagi mereka adalah itu 1. BUTA, aku menganggap mereka buta, paling kasar mungkin, atau PURA-PURA BUTA, bahasa halusnya sih mungkin mereka belum paham.
Ingin aku sampaikan  pada dunia, dan ingin aku sampikan pada kalian semua khususnya, bahwa kebenaran kalian belum tentu kebenaran bagiku, salah bagi kalian belum tentu salah bagiku. Intinya gak ada manusia yang benar dimata manusia lainnya, yang mereka anggap terbaik belum tentu baik bagi diriku.  Aku pun mencoba memahami kalimat tulisanku, tapi ego manusia kembali dipertanyakan disini, toleransi manusia mulai diuji disini, bagaimana mungkin manusia tidak menginginkan mereka sama dengan dirinya, terorispun melakukan pengeboman karena tuntutannya untuk sama tidak dihiraukan, aku sadar, bahwa semua adalah permainan, semua adalah proses kehidupan, tapi dalam prosespun semua harus direncankan, dalam prosespun semua harus dimusyawarakan, aku yakin semua pernah mengalami dan merasakan bagaimana rasanya pendapatmu berbeda dengan orang lain dan kalian bersikukuh untuk mempertahankannya. Perasaan yang mereka anggap marah, perasaan yang mereka anggap angkuh, perasaan yang mereka anggap baik-baik saja, dll tentang perasaan yang disangka, semua tidak ada kebenaran didalamnya, manusia punya anugerah terbaik dalam dirinya, HATINYA, hatinya mampu menyembunyikan perasaannya, hatinya mampu menutupi kemarahannya, hatinya mampu tangguh berpur-pura tenang padahal dia sedang goncang, hatinya mampu kuat untuk mengatakan dia baik-baik saja atau sebaliknya, mereka terlihat marah padahal dia baik-baik saja, mereka terlihat panas padahal mereka dingin, mungkin ini lebih pada kendali sikap yang dimilikinya.
Dalam tulisan kali ini juga ingin aku katakan, tidak semua orang mau bersamamu, tidak semua orang mau mengikuti pendapatmu dan tidak semua orang mau berteman denganmu, kamu marah ? saat tidak dihiraukan? Kamu marah ? sat tidak ada dukungan ? apa kamu marah ? saat kamu diabaikan ?, SADAR semua tidak bisa jadi apa yang kamu harapkan, aku tidak pernah berdoa bahwa semua orang akan senang terhadapku, tapi aku berdoa agar banyak orang yang senang denganku, ibaratnya ketika banyak orang yang senang berarti kita banyak manfaatnya. Kamu gila jika ingin semua orang senang  padamu, itu hal konyol dan mustahil. Satu ilmu yang mampu aku bagi disini.

P = F/A
dimana P : tekanan
              F : gaya
              A : luas

Tekanan hidup kalian akan semakin ruyam, semakin besar jika kalian banyak gaya, banyak tingkah, sukanya nyaci, sukanya ngoreksi, sukanya mbuli lihat rumus di atas, jika F kalian 50 dan kalian tidak banyak kelapangan hati untuk semua yang terjadi dan yang kalian alami, A kalian 2, tekanan hidup kalian adalah 25, hidup jangan banyak gaya, jangan banyak tingkah, lakukan jika itu tanggung jawabmu, jangan ikut urusan orang lain jika itu bukan wilayahmu, lakukan pergerakan jika hatimu tersentuh untuk kebenaran, tersentuh untuk membangun kebaikan, “ bocah kakean  model” pribahasa jawa itu mungkin cukup untuk menjelaskan rumus di atas. Rumus di atas bukan hanya untuk kalian, untuk dirikupun berlaku, belajar dan berproses bersma adalah suatu keindahan dan mampu menciptakan melodi dan irama yang indah jika nada mayor dan minor mampu disatukan, menikmati hidup lebih baik bagiku dari pada merubahnya. Dan merubah hidup lebih sempurna bagiku dari pada menuntutnya.

0 comments:

Post a Comment