selamat malam,
kata ini aku sampaikan bagi semuanya, mereka, kalian, kamu dan dia. Rindu jari-jariku
menuliskan segala rasa yang ingin aku utarakan namun tak mampu aku sampaikan. Ya
.. rasa itu terlalu rumit untuk disampaikan, dan terlalu rumit untuk
dijelaskan, bahkan yang mendengarnya pun sulit untuk menterjemahkannya. Aku disini,
duduk malam ini karena satu hal, karena aku jera karena aku kecewa, lebih
tinggi lagi karena aku marah. Dalam perjalananku berbagai liku telah di rasa,
hmmmm rasa ? sejauh mana aku paham tentangnya, dan sejauh mana kalian tahu
tentangya. Dalam tulisanku kali ini aku sedikit menceritakan dan memaparkan
tentang hati dan perasaan yang aku pahami, tulisan kali sedikit berbeda,
bedanya mungkin dari bahasanya, akan sedikit mello ketika kalian membacanya.
perasaan itu
suatu hal yang rahasia, tidak banyak orang tahu tentang bagaimana perasaan
seseorang, perasaan itu bagiku sacral, karena hanya Tuhan dan pribadinya yang
mengetahui itu semua, tapi kali ini aku tidak ingin membahas lebar tentang
definisinya, atau alamat-alamatnya, yang ingin aku kupas dalam tulisan kali ini
adalah tentang respon orang sekitar tentang sebuah perasaan. Di awal kalimat di
atas aku katakan bahwa tidak ada yang tahu tentang perasaan seseorang, tapi
banyak orang yang sok tahu tentang perasaan seseorang, menuduhnya,
menghujatnya, membulinya bahkan menghinanya, seakan disimpulkan bahwa 1=1/1,
padahal perasaan tidak sesederhana itu, perasaan tidak sesimpel itu. Banyak orang
yang mengutarakan dan menuduh bahwa 1=2-1, padahal angka satu mampu diperoleh
dari jalan manapun, perkalian, pembagian, penjumlahan dan penguranganpun mampu
menghasilkan angka 1, namun pada nyatanya, mereka seakan tidak pernah ingin
tahu dari manapun angka 1 itu, yang terpenting bagi mereka adalah itu 1. BUTA,
aku menganggap mereka buta, paling kasar mungkin, atau PURA-PURA BUTA, bahasa
halusnya sih mungkin mereka belum paham.
Ingin aku
sampaikan pada dunia, dan ingin aku
sampikan pada kalian semua khususnya, bahwa kebenaran kalian belum tentu
kebenaran bagiku, salah bagi kalian belum tentu salah bagiku. Intinya gak ada
manusia yang benar dimata manusia lainnya, yang mereka anggap terbaik belum
tentu baik bagi diriku. Aku pun mencoba
memahami kalimat tulisanku, tapi ego manusia kembali dipertanyakan disini,
toleransi manusia mulai diuji disini, bagaimana mungkin manusia tidak
menginginkan mereka sama dengan dirinya, terorispun melakukan pengeboman karena
tuntutannya untuk sama tidak dihiraukan, aku sadar, bahwa semua adalah
permainan, semua adalah proses kehidupan, tapi dalam prosespun semua harus
direncankan, dalam prosespun semua harus dimusyawarakan, aku yakin semua pernah
mengalami dan merasakan bagaimana rasanya pendapatmu berbeda dengan orang lain
dan kalian bersikukuh untuk mempertahankannya. Perasaan yang mereka anggap
marah, perasaan yang mereka anggap angkuh, perasaan yang mereka anggap
baik-baik saja, dll tentang perasaan yang disangka, semua tidak ada kebenaran didalamnya,
manusia punya anugerah terbaik dalam dirinya, HATINYA, hatinya mampu
menyembunyikan perasaannya, hatinya mampu menutupi kemarahannya, hatinya mampu
tangguh berpur-pura tenang padahal dia sedang goncang, hatinya mampu kuat untuk
mengatakan dia baik-baik saja atau sebaliknya, mereka terlihat marah padahal
dia baik-baik saja, mereka terlihat panas padahal mereka dingin, mungkin ini
lebih pada kendali sikap yang dimilikinya.
Dalam tulisan
kali ini juga ingin aku katakan, tidak semua orang mau bersamamu, tidak semua
orang mau mengikuti pendapatmu dan tidak semua orang mau berteman denganmu,
kamu marah ? saat tidak dihiraukan? Kamu marah ? sat tidak ada dukungan ? apa
kamu marah ? saat kamu diabaikan ?, SADAR semua tidak bisa jadi apa yang kamu
harapkan, aku tidak pernah berdoa bahwa semua orang akan senang terhadapku,
tapi aku berdoa agar banyak orang yang senang denganku, ibaratnya ketika banyak
orang yang senang berarti kita banyak manfaatnya. Kamu gila jika ingin semua
orang senang padamu, itu hal konyol dan
mustahil. Satu ilmu yang mampu aku bagi disini.
P = F/A
dimana P :
tekanan
F : gaya
A : luas
Tekanan hidup kalian akan semakin
ruyam, semakin besar jika kalian banyak gaya, banyak tingkah, sukanya nyaci, sukanya
ngoreksi, sukanya mbuli lihat rumus di atas, jika F kalian 50 dan kalian tidak
banyak kelapangan hati untuk semua yang terjadi dan yang kalian alami, A kalian
2, tekanan hidup kalian adalah 25, hidup jangan banyak gaya, jangan banyak
tingkah, lakukan jika itu tanggung jawabmu, jangan ikut urusan orang lain jika
itu bukan wilayahmu, lakukan pergerakan jika hatimu tersentuh untuk kebenaran,
tersentuh untuk membangun kebaikan, “ bocah kakean model” pribahasa jawa itu mungkin cukup untuk
menjelaskan rumus di atas. Rumus di atas bukan hanya untuk kalian, untuk
dirikupun berlaku, belajar dan berproses bersma adalah suatu keindahan dan
mampu menciptakan melodi dan irama yang indah jika nada mayor dan minor mampu
disatukan, menikmati hidup lebih baik bagiku dari pada merubahnya. Dan merubah
hidup lebih sempurna bagiku dari pada menuntutnya.
0 comments:
Post a Comment