] - Lihun Badry

Mencekam Malam


Malam ini adalah malam 15 Romadhon, aku masih saja belum terlelap pukul 12.45 am. dini hari, aku rindu dengan segala apa yang pernah ku ukir diatas kertas putih sebelumnya, aku ingin malam ini hanya abjad2 ini yang menemaniku dengan iringan tenggelamnya malam hingga fajar, sudah lama tak kuisi blog ini dengan coretan2 tak bergunaku, membuatku rindu mengungkapkan rasa pada abjad latin Indonesia.

Kehidupan memang sering kali menimbulkan penat berkepanjangan, rindu berkepanjangan, marah berkepanjangan dan segalanya yang membuat hati tersayat tak jelas karena apa pastinya, rasa Cinta adalah penawar dari segalanya. Aku bersyukur Tuhan yang maha Esa menitipkan secuil Cinta di hati hamba-Nya, untuk meredakan segala hal yang ingin mereka berontakkan. Karena Cinta, sebongkah batu mampu luluh, karena Cinta sebongkah hati yang begitu keras mampu lunak. Andai saja rasa Cinta itu tak pernah dianugrahkan oleh Tuhan dalam diri seorang hamba, pasti mereka akan merasa bagaimana hidup penuh dengan kegelisahan dan kemurkaan. Malam ini begitu dingin, tapi bukan menjadi alasan mengapa hingga kini aku masih setia pada papan kotak penuh abjad dan angka didepanku, akur indu berkepanjangan, rindu bagaimana nikmatnya jemariku menuliskan segala isi hatiku pada lembar putih layar monitor tepat dihadapanku.

Ya… kali ini aku mengunjungi untuk beberapa menit duduk melampiaskan kerinduan dengan segala pesona suasana sepi bersamanya, hanya aku, abjad dan layar monitor yang ku ajak berbincang tentang hidup dan dunia. Terkadang sulit memang untuk berlari bersama, sulit juga untuk merangkak bersama, apa ya yang gak sulit ???? aku tahu. CINTA, hehehe. Karena cinta semua menjadi seakan biasa, bagaimana tidak. Aku masih ingat betul, hari ini aku menjumpai salah satu wali santri diantara puluhan wali santri yang aku temui untuk mendaftarkan sekolah dan nyantri putra/i tercinta mereka, bayangkan !!! seorang ayah dengan penampilan ala kuli dan tukang bangunan datang dan menemui panitia pendaftaran dengan segala kesadaran dan pengorbananya bahwa dia harus merunding untuk bisa mencicil uang pendaftarana anaknya, beliau merogok sakunya yang berisikan uang receh sejumlah 200k diberikan pada panitia penerimaan, berharap mampu untuk menjadi jaminan bahwa putra tersayangnya bisa masuk sekolah di pesantren dan lembaga yang diinginkan, padahal pembayaran administrasi awal tidak lebih dari 100k, aku begitu terharu, berkeliling tanda Tanya di kepalaku, apa itu uang celengan untuk masuk sekolah ? berapa lama mengumpulkannya, ? apa itu usaha yang berkepanjangan dari seorang ayah ? atau bagaimana ?, sayangnya pertanyaan itu tak terjawab satupun, aku tak berani bertanya apapun pada Bapak tersebut, yang aku tahu dan tergambar jelas, beliau begitu antusias untuk dapat memperbaiki kehidupan dan pendidikan sang anak, agar lebih baik darinya. Demi apa coba, ? karena apa ? kalau bukan karena dan demi CINTA pada sang putra. Itu cinta terdalam bagiku, Ayah dan Ibu berani malu dan bekerja keras, demi sang buah hati.

Ya.. itulah CINTA, aku kagum dengan kalimat satu ini, seumur hidupku mungkin. Bagaimana mungkin aku tidak terpesona dengan 5 abjad legendaries ini, seorang Harry Potter berusia 14 th mampu mengalahkan Voldemort, seorang pangeran kegelapan ilmu hitam (sihir) hanya dengan bermodalkan CINTA, bagaimana mungkin, seorang Bung karno pejuang Indonesia mampu dirayu dan diluluhkan hatinya oleh Ratna Sari Dewi dengan Cinta padahal ia adalah gadis berdarah  jepang. Tapi itulah nyatanya, semua amarah seakan musnah Karena CINTA.

Bagi mereka yang pernah meraskan manisnya Cinta, bergembiralah, karena taman indah dunia telah kau kantongi. Ets, tapi tunggulah sebentar, baca sampai ahkir tulisanku malam ini, karena CINTA juga ada dampak menjengkelkannya, aku rasa2 selama ini, karena Cinta apa yang tadinya biasa menjadi luar biasa, kalau boleh aku contohkan, orang yang bersahabat, yang tadinya bicara kasar itu sudah lumrah, menolak keinginan salah satu dari kita adalah hal yang wajar dsb, tapi jika yang bicara itu sahabat atau orang yang dicintainya, maka itu adalah hal yang luar biasa, bergejolak dalam hati, membara, membakar bahkan sakit hati, karena apa ? karena ada Cinta didalamnya, yang membumbuinya, karena Cinta butuh kelembutan, kasihan, dan kemesraan. Itu yang selama ini aku alami, aku tak pernah peduli dengan mereka yang menghujatku selagi aku tak mencintainya, tapi kalau teman dekatku, ibuku, keluargaku yang menghujatku, itu menjadi hal yang luar biasa berbeda lagi bagiku.
Malam ini semakin larut, sudah hampir 665 kata lebih aku tuangkan disini, namun jemariku terus menari ingin mengutarakan segalanya yang terjadi hari ini dilayar monitor computer didepanku, mengapa tidak ? ah masah bodoh dengan gak bangun sahur, masah bodoh dengan lapar tatkala puasa, yang aku ingin malam ini adalah bersamnya, tulisan latin yang mengantarku pada rasa nyaman. Adakalanya kita punya waktu dimana tak ingin diganggu, oleh siapapun itu. Ada saatnya dimana hanya senyum tipis yang terlontarkan pada siapapun yang bertanya, MENGAPA?... karena jiwa dan hati sudah tak ingin bersentuhan lagi dengan apa yang ada, harus diakui, jiwa punya  caranya sendiri bagaimana ia mampu mengembalikan kerja hati yang stabil untuk menjalani aktifitas kembali.
Sunyi memang…. Tapi taka apalah, tak jadi masalah jika sendiri harus dialami beberapa hari untuk pulih.
Good Night.
at. 1.25 am.


0 comments:

Post a Comment