Mencekam Malam
Malam ini adalah malam 15 Romadhon, aku masih saja belum terlelap
pukul 12.45 am. dini hari, aku rindu dengan segala apa yang pernah ku ukir
diatas kertas putih sebelumnya, aku ingin malam ini hanya abjad2 ini yang
menemaniku dengan iringan tenggelamnya malam hingga fajar, sudah lama tak kuisi
blog ini dengan coretan2 tak bergunaku, membuatku rindu mengungkapkan rasa pada
abjad latin Indonesia.
Kehidupan memang sering kali menimbulkan penat berkepanjangan,
rindu berkepanjangan, marah berkepanjangan dan segalanya yang membuat hati
tersayat tak jelas karena apa pastinya, rasa Cinta adalah penawar dari
segalanya. Aku bersyukur Tuhan yang maha Esa menitipkan secuil Cinta di hati
hamba-Nya, untuk meredakan segala hal yang ingin mereka berontakkan. Karena Cinta,
sebongkah batu mampu luluh, karena Cinta sebongkah hati yang begitu keras mampu
lunak. Andai saja rasa Cinta itu tak pernah dianugrahkan oleh Tuhan dalam diri
seorang hamba, pasti mereka akan merasa bagaimana hidup penuh dengan
kegelisahan dan kemurkaan. Malam ini begitu dingin, tapi bukan menjadi alasan mengapa
hingga kini aku masih setia pada papan kotak penuh abjad dan angka didepanku,
akur indu berkepanjangan, rindu bagaimana nikmatnya jemariku menuliskan segala
isi hatiku pada lembar putih layar monitor tepat dihadapanku.
Ya… kali ini aku mengunjungi untuk beberapa menit duduk melampiaskan
kerinduan dengan segala pesona suasana sepi bersamanya, hanya aku, abjad dan
layar monitor yang ku ajak berbincang tentang hidup dan dunia. Terkadang sulit
memang untuk berlari bersama, sulit juga untuk merangkak bersama, apa ya yang
gak sulit ???? aku tahu. CINTA, hehehe. Karena cinta semua menjadi seakan biasa,
bagaimana tidak. Aku masih ingat betul, hari ini aku menjumpai salah satu wali
santri diantara puluhan wali santri yang aku temui untuk mendaftarkan sekolah
dan nyantri putra/i tercinta mereka, bayangkan !!! seorang ayah dengan
penampilan ala kuli dan tukang bangunan datang dan menemui panitia pendaftaran dengan segala
kesadaran dan pengorbananya bahwa dia harus merunding untuk bisa mencicil uang
pendaftarana anaknya, beliau merogok sakunya yang berisikan uang receh sejumlah 200k diberikan
pada panitia penerimaan, berharap mampu untuk menjadi jaminan bahwa putra
tersayangnya bisa masuk sekolah di pesantren dan lembaga yang diinginkan, padahal
pembayaran administrasi awal tidak lebih dari 100k, aku begitu terharu,
berkeliling tanda Tanya di kepalaku, apa itu uang celengan untuk masuk sekolah
? berapa lama mengumpulkannya, ? apa itu usaha yang berkepanjangan dari seorang
ayah ? atau bagaimana ?, sayangnya pertanyaan itu tak terjawab satupun, aku tak
berani bertanya apapun pada Bapak tersebut, yang aku tahu dan tergambar jelas,
beliau begitu antusias untuk dapat memperbaiki kehidupan dan pendidikan sang
anak, agar lebih baik darinya. Demi apa coba, ? karena apa ? kalau bukan karena
dan demi CINTA pada sang putra. Itu cinta terdalam bagiku, Ayah dan Ibu berani
malu dan bekerja keras, demi sang buah hati.
Ya.. itulah CINTA, aku kagum dengan kalimat satu ini, seumur
hidupku mungkin. Bagaimana mungkin aku tidak terpesona dengan 5 abjad legendaries
ini, seorang Harry Potter berusia 14 th mampu mengalahkan Voldemort, seorang
pangeran kegelapan ilmu hitam (sihir) hanya dengan bermodalkan CINTA, bagaimana
mungkin, seorang Bung karno pejuang Indonesia mampu dirayu dan diluluhkan hatinya oleh Ratna
Sari Dewi dengan Cinta padahal ia adalah gadis berdarah jepang. Tapi itulah nyatanya, semua
amarah seakan musnah Karena CINTA.
Bagi mereka yang pernah meraskan manisnya Cinta, bergembiralah,
karena taman indah dunia telah kau kantongi. Ets, tapi tunggulah sebentar, baca
sampai ahkir tulisanku malam ini, karena CINTA juga ada dampak
menjengkelkannya, aku rasa2 selama ini, karena Cinta apa yang tadinya biasa
menjadi luar biasa, kalau boleh aku contohkan, orang yang bersahabat, yang
tadinya bicara kasar itu sudah lumrah, menolak keinginan salah satu dari kita
adalah hal yang wajar dsb, tapi jika yang bicara itu sahabat atau orang yang
dicintainya, maka itu adalah hal yang luar biasa, bergejolak dalam hati,
membara, membakar bahkan sakit hati, karena apa ? karena ada Cinta didalamnya,
yang membumbuinya, karena Cinta butuh kelembutan, kasihan, dan kemesraan. Itu yang
selama ini aku alami, aku tak pernah peduli dengan mereka yang menghujatku
selagi aku tak mencintainya, tapi kalau teman dekatku, ibuku, keluargaku yang
menghujatku, itu menjadi hal yang luar biasa berbeda lagi bagiku.
Malam ini semakin larut, sudah hampir 665 kata lebih aku tuangkan disini,
namun jemariku terus menari ingin mengutarakan segalanya yang terjadi hari ini
dilayar monitor computer didepanku, mengapa tidak ? ah masah bodoh dengan gak
bangun sahur, masah bodoh dengan lapar tatkala puasa, yang aku ingin malam ini adalah
bersamnya, tulisan latin yang mengantarku pada rasa nyaman. Adakalanya kita
punya waktu dimana tak ingin diganggu, oleh siapapun itu. Ada saatnya dimana
hanya senyum tipis yang terlontarkan pada siapapun yang bertanya, MENGAPA?...
karena jiwa dan hati sudah tak ingin bersentuhan lagi dengan apa yang ada,
harus diakui, jiwa punya caranya sendiri
bagaimana ia mampu mengembalikan kerja hati yang stabil untuk menjalani
aktifitas kembali.
Sunyi memang…. Tapi taka apalah, tak jadi masalah jika sendiri harus
dialami beberapa hari untuk pulih.
Good Night.
at. 1.25 am.
0 comments:
Post a Comment