Peran
Ahlusunna Wa al-Jama’ah terhadap akhlak anak Bangsa
Dalam
tulisan saya kali ini, akan saya ajak para pembaca untuk mengenal dan mendalami
Ahlusunna Wa al-Jama’ah bagi mereka yang telah mengenalnya. Akan saya
paparkan terlebih dahulu definisi dari Ahlusunna Wa al-Jama’ah itu
sendiri. Dalam isilah masyarakat Indonesia, Aswaja merupakan singkatan
dari Ahlusunna Wa al-Jama’ah. Ada tiga kata yang membentuk istilah
tersebut, yaitu.
a. Ahl yang mempunyai
beberapa arti, yakni: keluarga keluarga pengikut dan penduduk.
b. As-sunnah yang
secara bahasa bermakna at-thoriqohwa lau ghaira mardhiyah (jalan,cara,
atau perilaku walaupun tidak diridhoi).
c. Al-Jama’ah, berasal
dari kata al-jam’u artinya mengumpulkan sesuatu, dengan medekatkan
sebagian ke sebagian yang lain, atau mengumpulkan yang bercerai berai.
(Khazanah Aswaja,2016:10-11).
Dari perincian istilah
diatas dapat disimpulkan bahwa Ahlusunna Wa al-Jama’ah merupakan kumpulan atau sekelompok masyarakat yang
mengikuti As-sunnah. Lalu bagaimana dengan akhlak itu sendiri, apakah
peran terbesar dari Ahlusunna Wa al-Jama’ah itu sendiri terhadap akhlak
anak bangsa indonesia. Akan saya paparkan terlebih dahulu tentang akhlak itu
sendiri, kita tarik masalah ini dala pembahasan karakter. “Istialah karakter
secara harfiah berasal dari bahsah latin “character”. yang antara lain berarti:
watak,tabiat,sifat-sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak”.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008).
Dalam hal ini
akan saya padukan dua pengertian diatas dalam keadaan lingkungan masyarakat
Indonesia dalam pemahaman dan tindakan mereka mengenai dasar Idiologi yang mereka
anut selama ini. Tidak dapat kita menutup mata atas realita yang terjadi bahwa
masyaratakat Indonesia untuk saat ini telah terpecah belah karena sebuah
Idiologi agama yang beraneka ragam, Indonesia bukan hanya kaya akan bahasa dan
budaya, namun di dalamnya juga kaya akan keberagaman Idiologi agama yang dapat
memperbelah persatuan bangsa. Maka dari itu Ahlusunna Wa al-Jama’ah akan menjawab apa yang
sedang terjadi di tengah-tengah Masyarakat kita. namun sebelum itu akan saya
ajak para pembaca tentan aliran Idiologi apa saja yang ada di Indonesia.
Kelompok dan aliran dalam sejarah umat islam di Indonesia meliputi:
a. NU
b. Muhammadiyah
c. Syiah
d. Khawarij
e. Mu’tazilah
f. Wahabi
g. Ikhwanul muslimin
h. Hizbut tahrir
i.
Jama’at tabligh
j.
Ahmadiyah
k. Jama’ah islamiyah Indonesia
l.
FPI
Dari sekian
banyak aliran yang ada semua mengaku bahwa merekalah para Ahlusunna Wa al-Jama’ah. Semua mengaku bahwa aliran
merekalah aliran yang paling benar, tidak terkecuali . Ditulisan kali ini saya
hanya akan membahas tentang peran Ahlusunna Wa al-Jama’ah bagi ahklak
anak bangsa, saya tidak akan membahas peran atau dampak dari masing-masing
aliran tersebut terhadap akhlak anak bangsa.
Ahlusunna Wa al-Jama’ah merupakan jembatan untuk
para umat nabi Muhammad mengetahui tentang jejak langkah seorang panutan umat.
Menunutun para umat islam untuk dapat mengetahui segala apa yang dapat
mengantarkannya kepada ajaran Rosulnya. Banyak kalangan umat islam yang berbeda
pendapat mengenai ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an yang masih memerlukan
sebuah penafsiran, “Adanya ayat-ayat mutasyabihat menyebabkan terjadinya
perselisihan diantara para ulama dalam menentukan mana saja yang termasuk ayat
mutasyanihat di dalam Al-Qur’an”. (Sejarah Madzab Islam,1998:12). Maka dari
itu Ahlusunna Wa al-Jama’ah hadir untuk menata kembali umat islam
menjadi seorang insan dengan akhlak dan karakter yang diinginkan oleh
Rosulullah dengan cara mengikuti sunnah-sunnah beliau.
Ahlusunna Wa al-Jama’ah dengan tawasuthnya
telah mengantarkan akhlak anak bangsa menjadi pribadi muslim yang berjiwa
lapang mengenai apa saja yang menjadi perbedaan dan perselisihan di
lingkungannya, mereka menjadi pribadi muslim yang dapat menghargai perbedaan
dikalangan umat, dimana perbedaan itu sendiri juga telah diakui dalam
Al-Qur’an. “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”.(Q.S Al-Kafirun,ayat:6).
Mereka juga mampu menjadi warga pribumi yang menjunjung tinggi sebuah perbedaan
dalam Bangsa Indonesia, bayangkan apabila Ahlusunna Wa al-Jama’ah
tidak ikut andil dalam karakter anak Bangsa, mungkin saja apa yang telah dewasa
ini terjadi akan memperparah perpecahan antar umat di Indonesia, dengan apa yang telah
diemban oleh Ahlusunna Wa al-Jama’ah itu sendiri telah mampu membuktikan
bahwa Islam bukanlah sebuah ajaran yang radikal ataupun ajaran liberal, dengan
ajaran toleransi yang ada pada Ahlusunna Wa al-Jama’ah membuat
akhlak anak bangsa tidak mudah diombang-ambingkan oleh negara lain yang dengan
sengaja ingin menghancurkan kesatuan NKRI.
Di dalam Ahlusunna Wa
al-Jama’ah itu sendiri terdapat ajaran-ajaran dimana kita dianjurkan agar
kita kelak medapatkan syafa’at dan berkah dari nabi Muhammad agar kelak kita
selamat di akhirat, barokah nabi Muhammad itu dibagi menjadi 2. “Adapun
Rosulullah SAW mempunyai dua barokah/keutamaan dari Allah SWT, antara lain:
Pertama, Maknawiyah (barokah yang bermakna) dan kedua, Khasiyah (barokah
yang bisa dirasakan). (Spiritualitas Barokah,2013:35).
Dari ajaran Ahlusunna Wa
al-Jama’ah itu sendiri sudah jelas bahwa apa yang telah diajarkan oleh Ahlusunna
Wa al-Jama’ah sangat berpengaruh besar terhadap prilaku keseharian umat
islam di Indonesia, mereka mempercayai dan mengamalkan apa yang menjadi
keyakinan mereka selama ini sperti halnya kepercayaan akan adanya barokah dari
orang-orang yang dianggap dekat dengan Allah SWT.
Di dalam Islam sendiri tidak
pernah melarang umatnya untuk menekuni sebuah ilmu pengetahuan yang ingin
dipelajarinya yang dimana itu sesuai dengan ajaran Ahlusunna Wa al-Jama’ah tawazzun
, seperti yang tercantum dalam Perbandingan Pendidikan Islam (1993:235), “Pintu
lembaga-lembaga pendidikan Islam selalu terbuka kepada siapa saja yang
mencintai pendidikan formal yang bersifat social commuicative, tak akan
menyia-nyiakan keberadaanny, karena mereka pasti memberikan sumbangan dana yang
melimpah, sehingga para murid akan menerima uang saku dari sekolah-sekolah
Islam”. Disamping karena ajaran Ahlusunna
Wa al-Jama’ah yang begitu luwes dan dinamis karakter yang kini telah
mengakar di dalam jiwa masyarakat Indonesia, keberagaman yang ada juga
dipengaruhi oleh dinamika masyarakat Indonesia itu sendiri. “Keragaman
tradisi dan budaya Indonesia merupakan suatu kenyataan yang, antara lain, lahir
dari kondisi geografis nusantara sekalipun Islam telah tumbuh dan berkembang
selama berabad-abad di negeri kepulauan ini”. (Agama dan
pluralitas,2003:151). Dari pengertian diatas karakter dan akhlak yang kini
telah mengakar dalam jiwa masyarakat Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh
ajarna apa yang mereka yakini namun juga pengaruh budaya lokal asli dari
Indonesia itu sendiri.
Ahlusunna Wa al-Jama’ah itu sendiri telah memberikan kesan tersendiri
dengan ajaran dan kepercayaannya terhadap prilaku masyarakat, kita ambil contoh
kecil kejadian yang dilakukan oleh tokoh yang tidak pernah asing di telinga
masyarakat Ahlusunna Wa al-Jama’ah yaitu Kiai Abdurrahman Wahid dimana
beliaun telah mengakui bahwa peran seorang Kiai tidak pernah luput dari
aktifitas sehari-hari masyarakat Indonesia. “Contoh paling nyata mengenai
kasusu ini adalah saat akan melaksanakan lawatan ke Amerika, dimana ia meminta
pertimbangan para kiai dari Cijantung dan Cirebon”. (Mistik Politik Gus
Dur, 2003:165).
Dr.H.Saifullah,MHI.2013.Pengantar Pendidikan Agama
Islam.Pasuruan.Yudharta press
Departemen
Pendidikan
Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa Depdiknas, 2008),
Tim Aswaja NU Center.2016.Khazanah Aswaja.Jawa Timur.Aswaja NU
Center PWNU Jawa Timur
Muhammad Syekh Abu Zahrah.1998.Sejarah Madzab
Islam.Bangil-Jawatimur.Al Izza
Juz Amma. Surat Al-Kafirun.Ayat:6
Maghfur Ifdholul.2013.Spiritualitas Barokah.Sidoarjo.Aura Pusaka
Al-Jumbulati Ali.1993.Perbandingan Pendidikan
Islam.Jakarta.Rineka Cipta
Pof. Dr. HM, Abdullah Amin.2003.Agama dan Pluralitas Budaya
Lokal.Surakarta.Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial.
Rosyadi Khoirul.2003.Mistik Politik Gus Dur.Yogyakarta.Jendela
0 comments:
Post a Comment